SIGI, KOMPAS.TV - Menjalankan usaha kuliner teh kelor sejak tahun 2015, Nirmala Larengi ibu rumah tangga yang juga pengusaha ini harus merasakan jatuh bangun, tahun 2016 lalu usahanya sempat tak berjalan karena terdampak bencana, kini Nirmala harus menghadapi sulitnya ekonomi di tengah pendemi virus korona.
Teh kelor menjadi pilihan usaha yang digeluti ibu rumah tangga asal Kabupeten Sigi, usaha kulinernya ini pun telah mendapat sertifikat halal dan kelayakan dari Dinas Kesehatan dan Balai Pengawasan Obat Makanan dan Minuman.
Namun siapa sangka dalam menjalankan usahanya Nirmala harus merasakan berbagai tantangan sampai tak beroperasi pasca bencana, dengan modal seadanya dan bantuan keluarga, Nirmala membuka kembali usaha teh kelornya meski dengan keadaann terbatas.
Tantangan kembali datang saat pendemi virus korona, Nirmala mengaku penjualannya menjadi turun berbagai teknik penjualan pun dilakukan agar usahanya tetap berjalan.
Kini Nirmala masih memasarkan di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah, belum banyaknya tahu khasiat teh kelor menjadi tantangan penjualannya, belum lagi bahan baku pengemasan sulit didapatkan saat masa pandemi virus korona ini.
Kelor atau tumbuhan yang bernama latin moringa oleifera ini memiliki banyak khasiat, menurut organisasi kesehatan dunia kelor dianjurkan baik dikonsumsi oleh bayi dan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
#DampakPandemi #TehKelor #UMKM