SEMARANG, KOMPAS.TV - Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terasa diberbagai sektor. Pedagang ketan susu harus berjualan secara online dan take away, namun omzet penjualan tetap menurun drastis.
Penjual ketan susu di Kawasan Ronggolawe, Kota Semarang merasakan pendapatannya berkurang sejak PPKM. Meskipun sudah mensiasati dengan menjual secara online dan take away, namun pendapatan yang dihasilkan tetap berkurang.
Sebelumnya, warungnya ramai pembeli yang memesan ketan susu dan dimakan di tempat. Namun semenjak diberlakukannya aturan ppkm dilarang makan di tempat dan jam buka dibatasi, omzet penjualan ketan susu menurun drastis. Jika biasanya keuntungan yang didapat berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000 setiap hari, saat ini untuk mendapatkan keuntungan Rp 50.000 sangat sulit.
"Berat sekali, yang biasanya bisa makan di tempat terus tidak bisa nongkrong dan membuat pendapatan menjadi menurun, omzet sangat menurun," kata Ipung Wahyudi, penjual ketan susu.
Kurang maksimalnya penjualan secara online karena harga jual ketan susu yang murah tidak sebanding dengan ongkos kirim makanan sehingga jarang pembeli yang pesan ketan susu secara online.
#ketansusu #ppkm #online