Mencermati Prospek Kapitalisasi Bukalapak, Unicorn Indonesia Pertama yang Resmi IPO

2021-07-14 521

KOMPAS.TV - Bursa saham Indonesia akan segera kedatangan penghuni baru dari sektor teknologi yaitu Bukalapak.

PT Bukalapak.com Tbk nantinya akan menggunakan kode emiten BUKA ini telah membuka kesempatan kepada calon investor untuk membeli saham tersebut.

Adapun harga saham BUKA yang ditawarkan kisaran Rp 750 hingga Rp 850 tiap sahamnya.

Analis MNC Asset Management Edwin Sebayang menilai, saham Bukalapak untuk jangka pendek masih berpeluang naik karena terjadi oversubscribe atau kelebihan pemesanan disebabkan euforia.

Namun, menurutnya lagi, investor bakal mencermati fundamental Bukalapak usai resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dua pekan kedepan.

Ia menambahkan, ada dua faktor kemungkinan saham BUKA bakal ditinggalkan investor retail apabila tidak segera dievaluasi.

Pertama, volume transaksi perdagangannya. Kedua, kinerja keuangan perusahaan platform e-commerce yang diakui masih merugi.

Sebagai informasi, Bukalapak menjadi satu-satunya unicorn Indonesia yang akhirnya IPO.

Sebelum akhirnya e-commerce karya anak bangsa itu melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020 dikutip Sabtu (10/7/2021) pada 2018 Bukalapak mengalami kerugian sejumlah Rp 2,2 triliun.

Sementara itu, penjualan saham perdana Bukalapak secara IPO ini akan membuat pemilik atau pendirinya seakan kaya raya mendadak.

Jika dihitung di atas kertas secara sederhana, emisi 25 persen dari modal disetor dihargai 22 triliun.

Artinya kapitalisasi kode "BUKA" sekitar 88 triliun rupiah.

Nilai kekayaan pendiri sebagai perusahaan tertutup yang tercermin dari nilai buku ekuitas pada akhir 2020 baru adalah 1,67 triliun rupiah.

Begitu menjadi perusahaan terbuka, angka tersebut akan naik menjadi 64 triliun rupiah.

Atas hal inilah, otoritas bursa meminta investor memahami istilah teknis nilai sebuah perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli saham baru.