BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Usai dibuka Wali Kota Banjarmasin, vaksinasi di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Kelas IIA Banjarmasin resmi berlangsung selama 3 hari sejak selasa pagi (29/6/2021).
Dibantu 7 puskesmas, vaksinasi menyasar target 2000 lebih warga binaan Lapas Banjarmasin atau hampir seluruh dari total jumlah warga binaan yang mencapai 2.145 orang.
Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Porman Siregar, menyebut jumlah peserta vaksinasi kali ini merupakan terbanyak lingkungan lapas se Indonesia.
Pasalnya Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kesehatan memberi kelonggaran bagi warga binaan yang tidak memiliki KTP untuk ikut divaksin.
Padahal di sebagian besar Lapas di Indonesia yang menyelenggarakan vaksinasi hal tersebut menjadi kendala.
"Bahwa persoalan di lapas rutan lain di Kalimantan Selatan adalah persoalan KTP sehingga warga binaan tidak bisa divaksin, oleh karena itu Direktur menyampaikan coba belajar dengan kalapas Banjarmasin, saya bilang caranya satu, komunikasi yang baik," ungkap Kalapas, Porman Siregar.
Sementara Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, menjelaskan hal tersebut mengingat penyebaran covid-19 tidak terbatas pada domisili di KTP.
"Covid-19 kan tidak mengenal KTP dia dimanapun bisa tertular oleh karena itu ketika ada sasaran langsung saja, seperti penghuni lapas ini," ucap Ibnu Sina.
Dengan vaksinasi, warga binaan berharap kedepan muncul kebijakan pemerintah agar mereka dapat kembali dijenguk bertemu langsung dengan keluarga.
"Ya kami harapkan nantinya bisa ketemu keluarga, sudah setahun lebih tidak ketemu, selama ini hanya lewat jenguk video-call," ungkap Andre, seorang warga binaan.
Selain membantu terwujudnya kekebalan kelompok, dengan kondisi over kapasitas Lapas Banjarmasin vaksinasi ini diharapkan mencegah warga binaan terjangkit covid-19