MALANG, KOMPAS.TV-Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek BLK Central Karya Semesta, Sabtu (12/06/2021).
Rombongan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasca peristiwa kaburnya lima calon TKW beberapa waktu lalu, dengan cara melompat dari lantau 4 gedung penampungan yang terletak di Jalan Rajasa Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengklarifikasi langsung informasi pada para calon TKW ini. Namun setiap pertanyaan yang diberikan dijawab kompak dan serentak.
Selain itu pihak BLK turut menyangkal pernyataan korban. Pihak BLK menyebut tidak ada penyitaan ponsel maupun penyiksaan.
Hal tersebut membuat Benny curiga dan memilih bertanya secara acak pada para pekerja migran ini. Dari situlah ditemui titik terang, sejumlah kejanggalan didapatkan.
Mulai dari calon TKW yang sudah mendapat kontrak penempatan kerja, namun tidak memegang salinan perjanjian kontrak. Upah tidak layak yang diterima jika nanti mereka mulai bekerja, para calon TKW yang beraktifitas mengaku ponsel disita, hingga kebenaran bahwa ada satu calon pekerja migran yang meninggal dunia saat Lebaran lalu.
Benny juga mengecek langsung lantai tempat 5 calon TKW melompat untuk kabur.
Ia meyakini ada alasan mendesak yang membuat kelima pekerja tersebut nekat melukai diri dari ketinggian 15 meter.
"Kita akan lihat proses hukum Polresta, saya garansi jika temuan-temuan Polresta menguatkan, akan kita tutup perusahaan ini. Gak ada ampun. Gak ada kompromi. Gak ada negosiasi" tegas Benny usai sidak.
Usai meninggalkan BLK, rombongan langsung menuju RS Wava Husada Kepanjen untuk mengecek kondisi tiga korban yang tengah dirawat.
#tkwlompat #bp2mi