KOMPAS.TV - Kembali dibatalkannya keberangkatan haji tahun ini menyisakan kekecewaan bagi jemaah calon haji yang gagal berangkat.
Salah satunya dirasakan seorang guru sekolah dasar di Jember, Jawa Timur yang keberangkatan hajinya tertunda dua kali, padahal sudah menabung selama 11 tahun.
Rasa kecewa dan sedih terpancar dari wajah Heni Sundari, warga Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur.
Wanita berusia 59 tahun yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar di Jember, Jawa Timur ini untuk kedua kalinya gagal pergi ke tanah suci, setelah pemerintah membatalkan keberangkatan haji tahun 2021.
Padahal, Heni sudah menabung selama kurang lebih 11 tahun, untuk melunasi ongkos naik haji sebesar 37 juta rupiah, hingga akhirnya mendapatkan kuota keberangkatan haji.
Berbagai persyaratan administrasi juga telah dilengkapi, termasuk vaksinasi covid-19.
Bagi Heni, ini menjadi pukulan telak mengingat usianya yang sudah tak muda lagi.
Selain persyaratan administrasi, seluruh jemaah calon haji di Jember Jawa Timur telah mengikuti serangkaian persiapan lainnya, di antaranya latihan manasik haji.
Melalui kantor urusan agama tiap kecamatan, sosialisasi pembatalan keberangkatan haji tahun 2021 disampaikan kepada jemaah calon haji.
Berdasarkan data Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember, Jawa Timur, terdapat sebanyak seribu 822 jemaah calon haji asal Jember yang tertunda keberangkatannya.