KOMPAS.TV - Hubungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan sedang dalam kondisi tidak harmonis.
Secara terang-terangan, petinggi PDI-P menyebut Ganjar terlalu berambisi untuk mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Ganjar pun tak diundang dalam pertemuan partai yang dihadiri Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani di Semarang akhir pekan lalu.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tidak banyak menanggapi pertanyaan tentang ketidak hadirannya dalam acara PDI-P tersebut.
Namun Ganjar mengatakan sebagai orang Jawa ia menghormati jika tidak diundang.
Ketua DPC PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo menyayangkan Ganjar Pranowo sebagai kader tidak diundang dalam acara itu
Ia meminta DPD PDI-P Jawa Tengah memanggil ganjar untuk memberikan klarifikasi terkait tudingan ingin maju dalam Pilpres 2024.
Dalam acara pemberian arahan kepada kader PDI-P di Semarang, Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani menyebut pemimpin tidak hanya bekerja melalui media sosial, tapi harus membuktikan kinerjanya di lapangan.
Sosok Ganjar Pranowo selalu ada di tiga besar dalam setiap survei terkait Pilpres 2024.
Nama Puan Maharani dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang juga kader PDI-P juga ada dalam survei, namun berbeda jauh dibanding Ganjar.
Survei yang dilakukan SMRC pada Maret lalu menunjukkan, Ganjar memperoleh 12,6% responden.
Sementara Tri Rismaharini 7,7% dan Puan Maharani 5,7% responden.
Dalam survei yang dilakukan Charta Politika pada Maret lalu menunjukkan Ganjar mendapat 16% suara responden.
Tri Rismaharini 5,3% dan Puan Maharani 1,2%.
Lembaga Survei Indonesia juga menggelar survei yang sama pada Januari lalu.
Hasilnya, Ganjar mendapat 10,6%, Tri Rismaharini 5,5% dan Puan Maharani 0,1%.
Penolakan dari PDI-P bukan pertama kali terjadi.
Presiden Joko Widodo sempat tidak direstui saat akan maju dalam Pilpres 2014.
Saat itu PDI-P beralasan kerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta belum terlalu lama.