Sejarah 19 Mei 1998: Mahasiswa Menduduki Gedung DPR/MPR Tuntut Soeharto Mundur

2021-05-19 17

JAKARTA, KOMPAS.TV - 19 Mei 1998 menjadi hari penuh sejarah untuk Indonesia. Pada hari ini 23 tahun yang lalu puluhan ribu mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR.

Para mahasiswa memenuhi halaman hingga kubah gedung DPR/MPR. Aksi ini menjadi demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan mahasiswa selama 30 tahun terakhir di gedung DPR/MPR.

Secara bergelombang ribuan massa mahasiswa berdatangan dari sejumlah kampus menyusul ketua kampus yang sudah bermalam sejak 18 Mei 1998, di gedung DPR/MPR.

Demo mahasiswa di gedung DPR ini adalah rangkaian dari unjuk rasa besar dengan tuntutan reformasi, meminta Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya, dan dilaksanakannya sidang istimewa mpr.

Saat itu para mahasiswa tidak sendirian. Sejumlah tokoh yang tergabung dalam gerakan reformasi nasional juga mendatangi kompleks parlemen.

Pada sore hari sekitar pukul 15.20 wib massa mahasiswa dan sejumlah tokoh nasional mendapat kejutan. Bagai petir di siang bolong pimpinan DPR/MPR yang diwakili Harmoko saat itu meminta Soeharto untuk mundur.

"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," ujar Harmoko, 19 Mei 1998.

Meski telah ada pernyataan dari Harmoko, mahasiswa tetap bertahan di gedung DPR/MPR. Semakin besarnya tuntutan di gedung DPR/MPR pada hari itu, membuat Soeharto dan orde baru semakin terdesak. Hingga akhirnya Presiden Soeharto menyatakan mundur pada 21 Mei 1998. Agenda pertama reformasi yakni mundurnya Soeharto terpenuhi.

Desain grafis: Ilyas