KOMPAS.TV - Mei 1998 merupakan salah satu bulan kelam dalam sejarah Republik Indonesia. Sejumlah aksi digaungkan masyarakat untuk menuntut reformasi. Berikut beberapa tragedi yang terjadi di bulan Mei 1998:
1. Tragedi Gejayan 8 Mei 1998
Bentrokan antara mahasiswa dengan aparat keamanan di sekitar kawasan Jalan Gejayan Yogyakarta, menewaskan Moses Gatotkaca. Ia adalah mahasiswa FMIPA Universitas Sanata Dharma.
Korban mengalami retak di tulang tengkorak, diduga Moses kehilangan nyawa akibat pukulan benda tumpul di kepalanya.
2. Tragedi Trisakti 12 Mei 1998
Sejumlah mahasiswa, dosen, pegawai, guru besar, serta para alumni Universitas Trisakti mengadakan aksi damai berupa mimbar bebas. Menjelang sore, peserta aksi membubarkan diri, namun aparat tiba-tiba menembaki ke arah kerumunan massa.
Dalam tragedi tersebut, sebanyak 4 mahasiswa menjadi korban meninggal dunia. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidhin Alifidin Royan.
3. Tragedi Kerusuhan 13-14 Mei 1998
Kerusuhan melanda berbagai kota di Indonesia. Jakarta, Medan, dan Surakarta tercatat menjadi kota paling parah dalam periode kerusuhan tersebut.
Secara khusus, warga etnis Tionghoa menjadi sasaran perampokan, penjarahan, pembakaran, pembunuhan, dan pemerkosaan. Diperkirakan 1200 orang meninggal dalam kerusuhan dua hari tersebut.
4. Pembunuhan Aktivis Solo 23 Mei 1998
Dikutip dari Tirto.id, Leonardus Nugroho Iskandar alias Gilang, seorang pengamen sekaligus aktivis dari Solo, disinyalir dibunuh karena aktivitasnya melawan orde baru.
Ia lantang menentang Soeharto. Gilang tergabung dalam jaringan kaum miskin kota, dan aktivis Dewan Reformasi Mahasiswa Surakarta. Gilang yang saat itu masih berusia 21 tahun ditemukan tewas di Hutan Watu Ploso, Magetan, Jawa Timur dengan luka tusuk di bagian dada.
Selain itu, masih banyak aktivis yang disinyalir diculik oleh rezim dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.(*)
Grafis: Arief Rahman