KOMPAS.TV - Lebaran belum lengkap rasanya jika belum makan ketupat. Menu khas lebaran ini seolah wajib tersedia di meja makan saat Idul Fitri tiba.
Sajian ketupat terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam selongsong, kemudian dimasak hingga matang.
Namun sebenarnya, apa makna dari hidangan ketupat ini?
Jika diperhatikan, selongsong ketupat yang dianyam secara manual dengan tangan memiliki arti tersendiri.
Melansir Historia.id, rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa saat itu.
Anyaman yang melekat satu sama lain merupakan anjuran bagi seseorang untuk melekatkan tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan kelas sosial.
Ketupat disebut juga kupat oleh masyarakat Sunda dan Jawa.
Menurut Slamet Mulyono dalam Kamus Pepak Basa Jawa, kata ketupat berasal dari kupat yang berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Sedangkan selongsong ketupat yang terbuat dari daun kelapa atau janur, merupakan kependekan dari kata "jatining nur" yang bisa diartikan hati nurani.
Kemudian secara filosofis, beras yang dimasukan dalam anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi.
Dengan demikian, bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.
Selain itu, kupat juga berarti laku papat atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat.
Empat sisi ketupat ini memiliki makna masing-masing, yaitu:
1. Lebaran
Berasal dari kata dasar lebar yang artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain.
2. Luberan
Berasal dari kata dasar luber yang artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
3. Leburan
Berasal dari kata dasar lebur, bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
4. Laburan
Merupakan kata lain dari kapur yang punya makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.(*)
Grafis: Agus Eko