JAKARTA, KOMPAS.TV - Ancaman lonjakan kasus covid-19, nyata di depan mata.
Ribuan pemudik terkonfirmasi positif covid-19, lewat tes acak yang digelar selama operasi ketupat 2021.
Bagaimana menangkal potensi ledakan kasus corona akibat arus mudik?
Dan bagaimana menangani mereka yang sudah terlanjur tiba di kampung halaman?
Sudah bergabung secara daring Kepala Bagian Operasi Korlantas Polri, Komisaris Besar Rudi Antariksawan, Wakil Ketua Komisi V DPR, Syarief Abdullah Alkadrie, dan Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo.
Dalam hitungan hari menjelang lebaran, arus pemudik di jalur pantura makin sulit dibendung.
Di pos penyekatan gamong patokbesi, subang, jawa barat, pemudik roda dua menolak diputarbalikkan oleh petugas, dan justru memarkirkan kendaraan mereka di jalan.
Akibatnya, terjadi kemacetan sepanjang 9 kilometer. Polisi pun membubarkan kerumunan para pemudik.
Sebagian besar mereka yang diminta putar balik, merupakan pengendara roda dua.
Titik pos penyekatan, tak sepenuhnya efektif untuk mencegah warga mudik ke kampung halaman.
Petugas yang kalah jumlah, kewalahan menangani pemudik yang nekat melawan arah untuk bisa lolos dari penyekatan.
Barikade pun terpaksa dibuka sementara, untuk mengurai kemacetan sepanjang 5 kilometer.
Meskipun ada larangan mudik, mobilitas warga tetap berlangsung masif selama beberapa hari terakhir.
Ancaman lonjakan kasus covid-19 pun, sudah di depan mata.
Berdasarkan hasil tes acak terhadap 6.742 pemudik selama operasi ketupat 2021, sebanyak 4.123 orang terkonfirmasi positif covid-19.
Dari jumlah itu, lebih dari 1.600 orang diisolasi mandiri.
Dari pengalaman empat masa libur panjang sebelumnya, mobilitas warga selalu memicu kenaikan rasio kasus positif covid-19 maupun kenaikan rata-rata kasus harian.