KOMPAS.TV - KH Hasyim Asyari adalah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan ulama, berdiri pada 31 Januari 1926.
Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren, ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.
Kiai Hasyim Asyari lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Nggedang, Jombang, Jawa Timur.
Semasa hidupnya, Kiai Hasyim menuntut ilmu agama di Mekah sejak 1893 hingga 1899. Kiai Hasyim ditunjuk sebagai salah satu guru di Masjidil Haram bersama para ulama asal Indonesia.
Sepulang dari Mekah tahun 1899, Kiai Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.
Selain perannya sebagai ulama, KH Hasyim Asyari juga seorang pejuang kemerdekaan.
Dalam buku "Hadratussyaikh Hasyim Asyari, Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan" karya Zuhairi Misrawi (2010), diketahui bahwa Kiai Hasyim menentang keras segala bentuk penjajahan terhadap Indonesia.
Pada masa penjajahan, Kiai Hasyim mengeluarkan fatwa untuk menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah.
Fatwa tersebut lahir dalam konteks membela Tanah Air untuk mencapai kedaulatan dan kemerdekaan.
Karena itu, Presiden Soekarno memberikan penghargaan kepada Kiai Hasyim sebagai Pahlawan Nasional.
Kisah KH Hasyim Asyari sebagai pejuang kemerdekaan diangkat sebagai film berjudul Sang Kiai yang dirilis tahun 2013.
Kyai Hasyim Asyari adalah ayah dari Wahid Hasyim (Menteri Agama RI di awal kemerdekaan; tahun 1945, tahun 1949-1950, dan tahun 1950-1952), sekaligus kakek dari Abdurrahman Wahid (Presiden ke-4 Republik Indonesia). Ia wafat pada 25 Juli 1947 di usia 76 tahun.
Nama KH Hasyim Asy'ari yang hilang dari Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud menuai kontroversi. Kini salinan kamus tersebut sudah ditarik Kemendikbud dari peredaran hingga mendapatkan peninjauan ulang.(*)
Grafis: Arief Rahman