JAKARTA, KOMPAS.TV - Isu perombakan kabinet indonesia maju jilid II semakin santer terdengar.
Kabar itu menyusul Kementerian Riset dan Teknologi yang akan dilebur menjadi satu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Serta kepastian Presiden Jokowi yang akan membentuk kementerian baru yakni Kementerian Investasi.
Dalam reshuffle ini, Partai Amanat Nasional (PAN) juga dikabarkan akan mendapat jatah kursi menteri.
Sementara itu, Ketua DPP PAN Saleh Daulay mengatakan partainya akan mengapresiasi tawaran tersebut.
Sejumlah nama kader PAN digadang digadang akan masuk dalam cabinet, di antaranya Sekjen PAN, Eddu Soeparno dan juga mantan Menpan RB, Asman Abnur.
Analis Politik Adi Prayitno menyatakan PAN berpeluang besar masuk kabinet karena mempunyai kiblat politik yang sama dengan Jokowi.
Jika memang PAN akan masuk dalam pemerintahan, maka koalisi partai pendukung Jokowi cukup besar.
Di antaranya Partai PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra , Partai Nasdem, PKB, PPP, Partai Hati Nurani Rakyat, PSI, Partai Perindo, Partai PKPI, PBB.
Hal ini jauh berbeda dengan kekuatan partai oposisi yang hanya diisi 2 partai, Demokrat dan juga PKS.
Namun gemuknya koalisi pemerintahan ini juga harus diwaspadai Jokowi karena tidak menutup kemungkinan adanya manuver dan sikap politik berbeda dari partai pendukung pemerintah.
Seperti diketahui, beberapa kali reshuffle dilakukan Jokowi pada kebiasannya sesuai kalender jawa Rabu Pahing atau Rabu Pon.
Jika mengikuti kebiasaan Jokowi itu, bukan tak mungkin reshuffle kabinet berikutnya juga dilakukan pada Rabu Pon atau Rabu Pahing pula.
Pada April 2021 ini, Rabu Pahing jatuh pada pekan ini tanggal 21 April.
Sementara, pada Mei 2021, Rabu Pon jatuh pada 12 Mei, sehari sebelum lebaran.
Sedangkan rabu pahing jatuh pada 26 Mei.
Kini tinggal menunggu kapan jokowi akan mengumumkannya.
Reshuffle memang menjadi hak prerogatif presiden, tetapi besar pula harapan dari publik, perombakan kabinet bukan hanya sekedar bagi bagi jatah kekuasaan tetapi lebih memprioritaskan pada kepentingan rakyat.
Seberapa besar peluang PAN masuk dalam kabinet?
Simak pembahasannya bersama Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, dan Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari.