KOMPAS.TV - Di bulan puasa, tubuh kita mengalami beberapa penyesuaian, terutama pada pola makan, pola tidur, dan beberapa aktivitas lainnya.
Seluruh perubahan yang terjadi pada hal-hal di atas juga memengaruhi jam biologis dan metabolisme tubuh kita.
Perubahan waktu tidur akan membuat kita sering merasa mengantuk. Sebab harus bangun untuk sahur, waktu tidur menjadi lebih pendek.
Apa yang terjadi jika seharian tidur?
Tidur seharian dapat menurunkan fungsi kerja otak. Hal ini diakibatkan kurangnya pasokan oksigen yang dibawa dari tubuh ke otak.
Tubuh juga akan merasa lesu akibat kurangnya pasokan oksigen yang dibutuhkan. Tidur seharian menyebabkan berkurangnya aktivitas tubuh, sehingga jumlah oksigen di tubuh cenderung mengalami penurunan.
Selain itu, tidur seharian saat puasa dapat mengganggu ritme sirkadian. Sirkadian merujuk ke proses biologis yang terjadi dalam tubuh.
Sirkadian merupakan proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur hingga bangun, yang diulangi kira-kira setiap 24 jam.
Perubahan pola tidur yang tidak teratur dan jam beraktivitas yang tidak seimbang, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan insomnia dan depresi.
Tidur seharian juga mengurangi produktivitas. Waktu yang ada bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan banyak hal jika tidak tidur seharian. Contohnya bekerja, menyiapkan pekerjaan rumah, dan lainnya.
Sifat tidak produktif ini dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan baru setelah selesai berpuasa.
Tidur seharian saat berpuasa juga bisa menyebabkan lupa waktu sehingga melewatkan waktu ibadah.(*)
Grafis: Joshua Victor