BANGKA BELITUNG, KOMPAS.TV - Di hutan pelawan yang terletak di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung ini, warga setempat memanfaatkan lahan untuk membudidayakan madu pelawan serta madu kelulut.
Untuk madu pelawan, warga tak perlu susah - susah untuk membuat sarang.
Cukup dengan menjaga kesuburan pohon pelawan, koloni lebah pun akan datang dengan sendirinya.
Sedangkan, proses budidaya madu kelulut, berawal dari mengambil pohon yang sudah berlubang yang ada di daerah bakau, dan menyiapkan kotak kayu sebagai tempat lebah membuat sarang agar menghasilkan madu.
Untuk harga madu kelulut yang dikemas di dalam botol ukuran 250 mililiter, dijual dengan harga 120 ribu rupiah, sedangkan untuk madu pelawan yang dikemas dalam botol 300 mililiter, di jual dengan harga 200 ribu rupiah.
Dari hasil penjualan madu ini, warga mampu meraup omzet hingga 100 juta rupiah per bulannya.
Namun akibat dari pandemi covid-19, penjualan menurun hingga 50 persen.
Produk asli Bangka ini pun sudah dipasarkan hingga ke Singapura, dan telah memiliki 28 outlet di Indonesia.