KARANGASEM, KOMPAS.TV - Di perbukitan di Banjar Dinas Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali , tinggalah I Ketut Pait, seorang bocah berusia 13 tahun, bersama kakaknya Ni Komang Desi yang berusia 16 tahun, dan adiknya I Wayah Dika yang berusia 7 tahun.
Pada 2018, ayah ketiga bocah ini meninggal dunia karena sakit.
Setahun kemudian, sang ibu juga meninggal karena sakit gagal ginjal.
Ketika bapak dan ibu mereka masih hidup, keluarga ini terdaftar sebagai penerima sejumlah program bantuan.
Namun, sepeninggal kedua orangtua, ketut pait dan saudara-saudaranya harus memenuhi sendiri kebutuhan mereka.
Sang kakak sempat berjualan tisu dan masker di Denpasar.
Tetapi ia berhenti, karena kedua adiknya membutuhkan perhatian.
Kini, untuk memenuhi kebutuhan sehari, ketiga bersaudara ini mengharapkan kebaikan hati kerabat dan para tetangga.
Jika tidak ada bantuan, komang desa meminjam uang temannya, untuk membeli beras dan lauk.
Tidak jarang, ketiganya hanya makan nasi dan sambal.
Meski dikepung keterbatasan, Ketut Pait menjaga semangatnya untuk tetap bersekolah.
Ia kini duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar.
Sementara, kakak dan adiknya terpaksa putus sekolah.
Pemerintah Kabupaten Karangasem telah meminta Dinas Sosial untuk menangani kesejahteraan ketiga bocah yatim piatu ini.
Ketut pait dan kedua saudaranya, memang tidak pernah mengeluhkan kondisi mereka.
Namun, sebagai anak-anak indonesia, ketiganya berhak tumbuh di bawah pengawasan dan pengasuhan orang dewasa, serta kebutuhan pendidikan dan hak mereka sebagai anak, bisa terpenuhi.