KEDIRI, KOMPAS.TV - Seorang pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Kediri Jawa Timur berhasil membudidayakan pohon kurma di lahan sempit. Masa berbuah pohon kurma lebih pendek, yakni 3 tahun dan lebih sehat, karena menggunakan pupuk organik.
Buah kurma identik dengan Jazirah Arab, namun siapa sangka, pohon kurma ternyata bisa dibudidayakan di lahan sempit yang ada di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Pencetus budidaya kurma di lahan sempit itu adalah Mustain Anshori. Ia merupakan seorang pengasuh pondok pesantren Pari Ulu Kediri. Ia telah meneliti dan membudidayakan pohon kurma sejak 4 tahun lalu.
Berbekal keyakinan bahwa pohon kurma bisa dikembangkan di Indonesia, Mustain Anshori kemudian mulai melakukan pembibitan. Setelah proses penyemaian berhasil, ia lalu memberikan bibit pohon kurma itu kepada sejumlah warga di sekitar pondok untuk ditanam.
Bersama warga, Mustain Anshori terus merawat pohon kurma hingga berbuah. Masa berbuah pohon kurma lebih pendek, yakni hanya 3 hingga 4 tahun saja.
Kini warga dapat memanen buah kurma organik di halaman rumah mereka sendiri. Selain lebih manis dan segar, buah kurma yang dihasilkan juga lebih sehat, karena menggunakan sistem organik atau bebas pestisida.
Sudah ada 87 pohon kurma yang ditanam di halam rumah warga. Rata-rata setiap rumah warga memiliki 4 hingga 5 pohon kurma jenis ajwa dan delights nur.
Mustain Anshori berharap dengan adanya budidaya kurma di halaman rumah, warga bisa mendapatkan pendapatan tambahan.
Mustain Anshori sendiri telah mengembangkan 14 jenis kurma, yang siap dibudidayakan di Kabupaten Kediri.
#Kurma #PohonKurma #BudidayaKurma #LahanSempit