JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah pengakuan diungkapkan oleh empat orang terduga teroris yang diamankan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Keempat orang ini mengaku baru bergabung dengan Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Habib Hasan Al Hasny di tahun 2019 dan merencanakan sejumlah aksi teror di tanah air.
Mereka juga menuntut dibebaskannya mantan Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab dari dalam penjara.
Salah satu terduga teroris bernama Zulaimi Agus mengaku bergabung untuk membalas perlakuan Brimob pada saat terjadi sengketa Pilpres 2019 di Bawaslu.
"Ini saya lakukan untuk membalas perlakuan kasar aparat Brimob pada kerusuhan di Bawaslu 2019 dan saya ingin menegakkan keadilan dengan cara saya sendiri," ucap Zulaimi.
Penangkapan terhadap empat orang terduga teroris ini dilakukan di sejumlah tempat di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, dan Jawa Barat.
Para terduga teroris ini belajar cari merakit bom secara otodidak dari berbagai situs internet. Mereka sudah saling melakukan pertemuan secara fisik beberapa kali di wilayah Jakarta dan Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam pertemuan tersebut, mereka merencanakan berbagai aksi teror seperti meledakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), melempar air keras ke arah Polisi dan beberapa kegiatan lainnya untuk menuntut dibebaskannya pimpinan mantan pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab.
Hingga kini, keempatnya masih menjalani pemeriksaan secara intensif oleh tim Densus 88 Polri.
Video Editor: Lisa Nurjannah