KLATEN, KOMPAS.TV - Bunyi khas menempa besi menjadi suasana dukuh Karangpoh, Desa Pandes, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.
Kampung ini terkenal dengan sebutan Kampung Pandebesi. Suara pukul memukul besi bersahut-sahutan menjadi suasana sehari-hari.
Di kampung ini ada 45 perajin pande besi. Sejak dulu kampung ini terkenal dengan produksi cangkulnya yang berkualitas. Cangkul yang dibuat dengan berbagai ukuran dan bahan, ada yang dari besi baja, non baja atau plat.
Para perajin disini mempertahankan warisan budaya dari generasi sebelumnya, bahkan Ketua Koperasi Derap Laju Pandebesi dan Las, Supriyanto mengatakan pembuatan cangkul ini sudah ada sebelum listrik masuk ke desa mereka.
"Pembuatan cangkul ini sebagai warisan turun temurun sebelum listrik ada," ujar Supriyanto.
Sebelum adanya pandemi Corona dalam sehari para perajin di sini bisa menjual 25 unit cangkul. Harga cangkul pun bervariasi antara 65 ribu rupiah hingga 100 ribu rupiah.
Koperasi Derap Laju Pandebesi dan Las ini juga pernah mendapatkan bantuan mesin tempa dari Bank Rakyat Indonesia atau BRI senilai 180 juta rupiah.
Supriyanto berharap agar pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM dapat memberikan kepercayaan kepada mereka sebagai sentra produksi Cangkul Merah Putih.
Video Editor: Lisa Nurjanah