JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19. Kali ini lebih dari 1,1 juta dosis vaksin buatan Oxford-AstraZeneca tiba di Indonesia melalui skema Covax pada Senin, 8 Maret 2021.
Mahasiswa Oxford asal Indonesia sekaligus salah satu peneliti vaksin Covid-19 AstraZeneca, Indra Rudiansyah menjelaskan mengenai Vaksin AstraZeneca dan bedanya dengan Sinovac.
Dari sisi teknologi, vaksin AstraZeneca menggunakan adenovirus dan mengambil bagian protein spike dari virus Corona. Sedangkan untuk vaksin Sinovac menggunakan teknologi inactivated virus atau mematikan virus Corona.
"Kalau Sinovac itu menggunakan virus SarsCov2 secara utuh dan virus itu dinonaktifkan. Kalau AstraZeneca pakai virus lain yang lebih aman yang dijadikan kendaraan yang lebih aman ke virus SarsCov2 tersebut dengan adenovirus," ujar Indra Rudiansyah pada Selasa (9/3/2021).
Sementara untuk tingkat efikasi, ia menyebut vaksin AstraZeneca tingkat keefektifannya mampu mencapai 80-90% dengan memberikan dosis pertama dan dosis kedua selisih waktu 12 minggu.
"Kalau prosentasenya untuk Sinovac 60-80 persen, kalau untuk AstraZeneca dipublikasi pertama sekitar 70% tapi sekarang ada data baru kalau dosis pertama dan dosis kedua diberikan selang 12 minggu efikasinya naik 80-90%," kata Indra.
Sedangkan untuk efek samping yang ditimbulkan baik Sinovac dan AstraZeneca kembali kepada masing-masing personal yang divaksin seperi pegal. Namun, efek samping yang ditimbulkan ringan dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya.
Video Editor: Novaltri Sarelpa
Video Grafis: Ilyas Agus