Demo Anti-Kudeta Memanas, Indonesia Minta Myanmar Hormati Niai Demokrasi

2021-03-08 2,597

KOMPAS.TV - Unjuk rasa masih digelar setiap hari di seluruh wilayah Myanmar sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Di kota Mandalay, ratusan orang berunjuk rasa memenuhi jalan jalan utama.

Tuntutan mereka masih sama yakni meminta kudeta militer diakhiri.

Selain itu para demonstran yang terdiri dari mahasiswa, guru, dan serikat pekerja juga memprotes atas tewasnya para pengunjuk rasa yang hingga saat ini sudah berjumlah 54 orang.

Sebagai sesama anggota ASEAN, Indonesia meminta Myanmar menghormati nilai-nilai demokrasi.

Salah satu demonstran yang menjadi korban tewas dalam aksi unjuk rasa menolak kudeta militer Myanmar adalah seorang mahasiswi bernama Ma Kyal Shin.

Kyal Shin yang tewas pada 3 Maret lalu jadi sorotan dunia karena sosoknya yang dinilai pemberani dan tak gentar menuntut keadilan.

Bahkan dirinya ikut melindungi pengunjuk rasa lain ketika ada tembakan gas air mata.

Kematian Kyal Shin menimbulkan reaksi keras dunia karena dirinya diduga tewas akibat luka tembak di kepala.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar mengungkap dari hasil analisis video, polisi menggunakan peluru tajam saat menembaki pengunjuk rasa.

"Saya melihat klip video yang sangat menganggu. Polisi memukuli relawan medis yang tak bersenjata. Klip video lain memperlihatkan seorang demonstran ditarik dari polisi, lalu ia ditembak dari jarak sangat dekat. Mungkin hanya satu meter. Padahal korban tidak melawan saat ditangkap. Tampaknya ia meninggal di jalan," kata Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener.

Free Traffic Exchange