PROBOLINGGO, KOMPAS.TV - Karena tidak kuat dianiya dan kelaparan, seorang asisten rumah tangga di Probolinggo Jawa Timur nekat kabur dari rumah majikannya dengan cara melompat dari lantai 2. Beruntung nyawa korban selamat dan akhirnya ditolong warga.
Perlakuan tak manusiawi itu dialami asisten rumah tangga atau ART bernama Pariyem, asal Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Wanita berusia 44 tahun itu mengaku sering dianiaya majikan dan sering tidak diberi makan hingga kelaparan.
Ia bekerja di rumah majikan yang merupakan pasangan suami istri, yakni Usman dan Minuk, yang berada di Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Karena mengaku sudah tak kuat dengan beban hidupnya selama berada di rumah majikan, ia lantas memilih kabur dari rumah majikannya.
Ia kabur dengan cara melompat dari lantai 2 rumah, kemudian melewati pagar dan lari ke jalan raya pada Selasa (16/02). Meski berbahaya, ia tetap memilih cara itu, karena rumah dikunci oleh majikan.
Selain jarang dikasih makan, korban mengaku sering dipukul dan gajinya tidak dibayar sejak tahun 2015 lalu. Bahkan anak Pariyem yang masih bocah juga sempat dipukuli oleh majikan perempuan.
Sang majikan, yakni Usman dan Minuk mengklaim sudah memenuhi hak-hak korban selama bekerja di rumahnya. Adapun gaji yang tidak dibayarkan sudah menjadi kesepakatan bersama, karena dihitung sebagai uang tabungan.
Plt. Kapolsek Mayangan, AKP Suharsono mengaku telah mempertemukan kedua belah pihak, yakni antara ART dan majikan untuk dimediasi. Setelah dilakukan mediasi, konflik itu berakhir damai, sang majikan akhirnya membayar gaji korban senilai 12 juta rupiah.
Kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk tidak meneruskan konflik itu ke ranah hukum. Untuk sementara waktu, Pariyem akan tinggal bersama anak tirinya sambil menunggu dapat pekerjaan kembali.
#Majikan #Pembantu #AsistenRumahTangga #Kekerasaan