Usaha Menaikkan Bisnis Ultra Mikro Lewat Holding BUMN

2021-02-10 1,808

JAKARTA, KOMPAS.TV - Holding pembiayaan ultra mikro akan segera lahir. Holding ini diharapkan bisa membantu pembiayaan untuk usaha ultra mikro, yang selama ini tidak terlayani secara maksimal oleh lembaga keuangan formal.

Pemerintah tengah menggodok pembentukan holding ultra mikro. Harapannya holding ini bisa menjangkau 54 juta pelaku usaha ultra mikro, yang belum terjamah lembaga keuangan.

Kementerian keuangan mencatat ada 65 persen pelaku usaha mikro belum terlayani secara maksimal oleh lembaga keuangan formal. Yang akan menjadi induknya dalah BRI. Bergabung bersama-sama pegadaian dan Permodalan Nasional Madani, PNM.

BRI nantinya akan menerbitkan saham baru, right issue. Lalu saham Seri B milik negara di pegadaian dan PNM akan dialihkan semuanya ke BRI. Kalau right issue sudah dilakukan, maka bri akan punya seluruh saham Seri B pegadaian dan PNM.

Artinya 99,9 persen saham dimiliki BRI. Dan pemerintah punya 1 lembar saham Seri A Dwiwarna di masing-masing pegadaian dan juga PNM.

Pemegang saham Seri A mempunya hak lebih dibandingkan dengan pemegang saham lainnya.terutama dalam proses penunjukkan direksi perusahaan.

Menteri Kuangan Sri Mulyani memastikan bahwa holding ini bukan berarti BRI akan memakan rekan BUMN nya. Bahwa langkah ini bukan kanibalisasi namun, sebuah langkah kolaborasi dan integrasi yang saling melengkapi.

Jika holding ini sah, maka aset BRI diproyeksi akan bertambah 1,5 persen. Pun untuk nasabah pegadaian dan PNM maka holding ini diharapkan bisa menjadi nilai tambah.

Kinerja pegadaian sendiri di tahun 2020, pendapatannya naik 24 persen secara tahunan menjadi Rp 21,96 triliun , laba bersih turun 12 persen menjadi Rp 2,02 triliun, sementara jumlah nasabah pegadaian mencapai 16,93 juta naik 30,2%.

Sementara PNM, pendapatan tahun 2020 mencapai Rp 5,8 triliun, dengan penyaluran: Rp 26,9 triliun. Total nasabah kini mencapai 7,9 juta.