TEGAL, KOMPAS.TV - Jelang tahun baru imlek, kue keranjang yang merupakan makanan khas umat konghucu ini selalu diburu untuk dikonsumsi maupun sesaji. Kue keranjang atau nian gao juga merupakan simbol kemakmuran. Namun sayang, akibat efek pandemi Covid-19, permintaan kue keranjang pun menurun. Seperti yang dirasakan perajin kue keranjang di kota Tegal, Jawa Tengah, rabu siang.
Sumardiyono, perajin kue keranjang sido makmur mengatakan pada imlek tahun ini terpaksa mengurangi produksinya karena menurunnya permintaan hingga dua puluh persen. Padahal saat menjelang imlek, ia biasanya kewalahan memenuhi pesanan dari berbagai kota.
Menurutnya pesanan dari sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Pekalongan dan Solo tidak seramai tahun sebelumnya sebelum pandemi Covid-19. Jika sebelum pandemi ia bisa memproduksi empat kuintal setiap hari, namun saat ini hanya tiga kuintal per hari.
Hidangan wajib saat perayaan imlek ini terbuat dari tepung ketan dan gula cair yang dijadikan berbagai varian rasa seperti rasa original, pandan, coklat hingga rasa prambors. Kue keranjang ini dijual dua puluh empat ribu rupiah hingga dua puluh delapan ribu rupiah tergantung varian rasa.