Pihak Militer Myanmar Menangkap Aung San Suu Kyi

2021-02-01 478

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak militer Myanmar menangkap, Aung San Suu Kyi pada kudeta militer hari ini.

Junta militer menuduh ada kecurangan Pemilu pada November 2020 lalu dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.

Partai Liga Nasional tempat Suu Kyi menjadi pemimpin mendapat kursi mayoritas, dengan total 396 dari 476 kursi di parlemen dalam Pemilu November 2020 lalu.

Namun Junta Militer memprotes, dan menyatakan bahwa pemilu tersebut tidak sah dan berlangsung penuh kecurangan.

Saat Junta Militer mengumunkan kudeta pada Senin pagi, seharusnya akan digelar sidang perdana anggota parlemen yang terpilih, dalam pemilu November lalu. Namun militer Myanmar mengklaim akan mengambil alih pemerintahan negara selama satu tahun ke depan.


Akibat kudeta ini, seluruh komunikasi ke ibu kota Myanmar, Nyapyitaw, terputus. Menanggapi hal ini, KBRI Yangon meminta semua WNI yang saat ini ada di Myanmar agar tetap tenang.

Dari laman Instagram resmi KBRI Yangon, setidaknya ada delapan poin imbauan yang disampaikan terkait kondisi kudeta militer di Myanmar.

WNI diminta agaar meningkatkan kewaspadaan dan mencermati perkambangan situasi, serta meminimalisir kegiatan di luar rumah.

Selain itu WNI juga diminta untuk mempersiapkan persediaan bahan makanan dan kebutuhan lainnya hingga dua minggu ke depan.