JAKARTA, KOMPAS.TV - Anker alias anak kereta di sekitar tahun 1990-an hingga 2010 harus bertaruh nyawa. Bagaimana tidak, mereka seringkali nekat untuk duduk di atas atap kereta listrik atau KRL yang melintasi kawasan Jabotabek.
Meski berbahaya, aksi ini terus dilakukan saat itu, karena kondisi kereta yang tidak baik. Karena para penumpang di dalam gerbong harus berdesak-desakan dengan pedagang asongan, pengamen, sampai ada gerobak dagangan.
Pintu gerbong juga bukan satu-satunya jalan masuk kereta. Tidak sedikit penumpang yang nekat naik dari jendela gerbong.
Jika bisa dideskripsikan, gerbong kereta listrik jaman dulu lebih mirip pasar dibandingkan transportasi umum.
Tapi sekarang KRL Jabodetabek telah bertrasnformasi. Gerbong kereta sudah menggunakan AC, dan tentunya sudah tidak ada lagi penumpang yang naik di atas atap kereta.
KRL kini menjadi salah satu moda trasnportasi favorit untuk warga Jabodetabek. Hanya saja, di jam-jam tertentu seperti jam berangkat kerja dan pulang kerja, penumpang sering berdesakan.