BLITAR, KOMPAS.TV Ibu rumah tangga Siti Purwanti Warga kecamatan Wlingi kabupaten Blitar menceritakan berawal dari banyaknya ikan patin di tempat budidayanya yang tidak laku dijual, perempuan 31 tahun ini justru sukses berkreasi membuat mie ikan.
Sejak 5 bulan yang lalu, Siti Purwanti mulai bereksperimen untuk mengolah daging ikan patin menjadi mie instan.
Berkali-kali kegagalan harus ia rasakan di awal usahanya, namun semangat untuk bangkit mendorongnya hingga mampu memproduksi mie ikan yang lezat dan sehat.
Dalam proses produksi, daging ikan patin diolah menjadi bumbu penyedap, taburan mie instan dan dengan penambahan berbagai rempah-rempah.
Sementara untuk kaldu ikan patin dimanfaatkan untuk campuran pembuatan mie.
Olahan mie ikan ini tidak menggunakan bahan pengawet dan penyedap rasa buatan sehingga lebih aman dan sehat.
Tidak hanya itu, dalam proses pengolahan daging ikan menjadi Mie, Siti Purwanti tidak menggunakan minyak melainkan dengan teknik Sangrai.
Selain rasanya yang lebih gurih, kandungan protein dalam mie ikan ini juga jauh lebih tinggi. Hal itulah yang membuat banyak warga memesan mie sehat ini.
Dalam 1 bulan, 60 bungkus mie ikan laku terjual ke berbagai daerah di Indonesia.
Mie ikan ini dijual dengan harga 10 ribu rupiah setiap bungkusnya.
Selain mie, kini Siti Purwanti juga mengolah berbagai kuliner seperti kerupuk dan sambal yang terbuat dari ikan air tawar. Pendapatan jutaan rupiah pun mampu didapatkan setiap bulannya.