Jelajah Jupiter dengan Pesawat Bertenaga Nuklir - TomoNews

2021-01-14 2

JUPITER — Planet Jupiter menarik minat para ilmuwan untuk mengeksplornya dengan menggunakan pesawat luar angkasa bertenaga nuklir.

Tim peneliti dari Sofia University di Bulgaria telah melakukan studi yang menjelaskan bagaimana pesawat luar angkasa subatmosfer dengan tenaga nuklir paling cocok untuk menjelajahi atmosfer Jovian di Jupiter, seperti yang dilansir dari Interesting Engineering.

Studi ini telah dipublikasikan di server pracetak, arXiv, namun belum ditinjau sejawat.

Latar belakang mengapa Planet Jupiter menarik untuk dieksplorasi adalah karena planet ini “memiliki atmosfer tebal yang sesuai untuk penerbangan aerodinamis, tidak ada permukaan padat yang dapat terkontaminasi setelah misi berakhir, dan data atmosfer untuk mendesain Flyer sudah tersedia,” seperti yang ditulis oleh para ilmuwan dalam penelitian mereka.

Tapi penelitian ini memiliki masalah, yaitu jarak Jupiter yang sangat jauh dari Matahari, jadi tidak ada cara untuk menggunakan tenaga matahari, dan pembakaran juga tidak bisa digunakan karena 90% dari atmosfer Jupiter adalah hidrogen.

Dengan demikian paling mungkin menggunakan tenaga penggerak baterai tenaga nuklir untuk menggerakkan bahan bakar pesawat menyala selama berbulan-bulan, kalau tidak bertahun-tahun.

"Bahan bakar nuklir memiliki kepadatan energi yang sangat tinggi yang memungkinkan selama berbulan-bulan, jika tidak bertahun-tahun, penerbangan berkelanjutan sebelum bahan bakar habis. Tidak seperti pembakaran kimia, reaksi nuklir tidak bergantung pada oksigen untuk menghasilkan panas. Hal ini memungkinkan penerbangan dalam atmosfer anaerobik dan tanpa perlu membawa oksidator, ” jelas para ilmuwan.

Mesin pesawat dapat dirancang sebagai ramjet, sesuai penelitian yang menawarkan sejumlah atribut termasuk beberapa bagian yang bergerak dan berbobot ringan.

Studi ini ditutup dengan kesimpulan bahwa pesawat dapat dengan mudah menabrak planet gas raksasa karena tidak ada permukaan keras yang menyebabkan reaksi.


SOURCES: arXiv, Interesting Engineering, Popular Mechanics