JAKARTA, KOMPAS.TV - Krisis bisa dihadapi dengan berbagai cara. Ada yang menghadapinya dengan terpuruk, tapi ada juga yang melawan krisis, bangkit dan mengalahkan krisis.
Ini yang dilakukan 9 perusahaan global, yang dinobatkan sebagai perusahaan paling inovatif saat masa pandemi.
Di saat perusahaan lain harus melakukan pemutusan hubungan kerja atau bahkan gulung tikar, adaptasi yang dilakukan 9 perusahaan ini, malah bisa membuat mereka bisa menambah lapangan kerja, menambah lini bisnis, bahkan bertambah cuan.
Perusahaan Konsultan Spanyol, Defacto, yang mengeluarkan urutan ini, menggambarkan kesembilan perusahaan sebagai bunglon, yang bisa dengan cepat beradaptasi di lingkungan apapun.
Sebelum masuk ke siapa saja yang jadi raja inovasi di pandemi, ini adalah dasar penilaiannya. Ada 6 faktor yang dijadikan penilaian, saat perusahaan konsultan Defacto memantau kinerja perusahaan global selama pandemi ini.
Pertama, pemahaman soal konsumen. Istilah "Konsumen Adalah Raja" amat berlaku di bisnis.
Bagaimana perusahaan bisa memahami konsumen secara mendalam, apa yang disukai, apa yang tidak disukai konsumen.
Lalu penilaian inovasi, perusahaan dianggap serius berkomitmen dalam pengembangan dan inovasi.
Rantai pasok juga masuk dalam penilaian. Menguatkan sisi logistik dan punya manajemen persediaan yang kuat. Jadi waktu ditanya "Ready Gan?" oleh konsumen, pasti jawabannya selalu "Ready". Karena ketika perusahaan tak bisa memberikan apa yang diinginkan konsumen, potensi berggeser ke brand lain akan besar.
Setelahnya adalah manajemen risiko. Kata kuncinya adalah diversifikasi, sehingga perusahaan bisa menekan risiko krisis.
Mix of experiences atau ragam pengalaman, ini penilaian soal perusahaan yang mampu memadukan transaksi tradisional dan juga transaksi digital.