YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Genose, alat pendeteksi covid-19 lewat embusan napas, buatan Universitas Gadjah Mada, akhirnya mengantongi izin edar dari kementerian kesehatan, sejak 24 Desember lalu.
Meski dari hasil uji kalibrasi, menunjukkan akurasi hingga 97 persen untuk mendeteksi pasien covid-19, penggunaan alat ini untuk screening, atau hingga diagnosis, seperti PCR, masih perlu dikaji lebih lanjut.
Hanya dengan embusan napas yang dimasukkan dalam kantong khusus, alat yang diberi nama ji-nose ini, bisa mendeteksi pasien covid-19 dalam hitungan menit.
24 Desember lalu, alat ini pun berhasil mengantongi izin edar dari kementerian kesehatan.
Teknologi yang dikembangkan para ilmuwan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, diklaim mampu membedakan pasien covid-19 dan tidak dari senyawa organik mudah menguap, yang terkandung dalam napas seseorang.
Dari hasil penelitian, napas pasien positif Covid-19 diduga memiliki kandungan partikel organik yang khas di dalam embusan napas, yang bisa digunakan untuk membedakan dengan pasien penderita penyakit pernapasan lain.
Alat ini telah diuji kaliberasi pada 600 sampel pasien di rumah sakit di Yogyakarta, dan hasilnya diklaim memiliki akurasi di atas 95 persen.
Selain cepat, karena hanya butuh sekitar dua menit untuk mendapatkan hasil, alat Genose ini juga hanya membutuhkan biaya sekitar 15 hingga 25 ribu, untuk sekali pengujian.
Meski demikian, penggunaan alat ji-nose ini sebagai alat screening, atau diagnosis, seperti tes usap PCR, atau antigen covid-19, masih harus dikaji lebih lanjut.