JAKARTA, KOMPAS.TV - 9 bulan sudah, pandemi covid-19 melanda. hingga kini belum juga ada tanda tanda penurunan kasus covid-19.
Yang ada justru temuan kasus harian, dengan tambahan angka kasus cukup tinggi sekitar 6.000 per harinya.
Bahkan meningkatnya jumlah kasus dalam sepekan terakhir, kini rumah sakit wsima atlet penuh. Dan tidak lagi menerima pasien tanpa gejala.
Kini, lagi lagi Indonesia dihadapkan dengan ancaman libur panjang natal dan tahun baru.
Pemerintah resmi mengeluarkan kebijakan, untuk perjalanan menuju Bali, wisatawan wajib menjalani tes usap PCR atau rapid tes antigen.
Tidak hanya itu, perjalanan darat, dengan menggunakan kereta, calon penumpang juga wajib menunukan surat bebas covid rapid tes antigen atau tes usap PCR.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta agar lebih baik masyarakat menahan diri untuk tidak bepergian selama libur natal dan tahun baru.
Dari data yang dilansir satgas covid-19, ada 4 risiko mobilitas saat natal dan tahun baru.
Pertama risiko rendah. Di antaranya aktivitas di rumah dan hanya interaksi keluarga inti. Serta berkendara pribadi bersama keluarga tanpa henti selama perjalanan singkat.
Kondisi lebih berisiko, yakni berkendara pribadi dengan keluarga disertai berhenti selama perjalanan dan interaksi dengan orang lain di ruang terbuka plus patuhi 3M.
Kondisi lebih tinggi risiko. Di antaranya berkendara pribadi bersama bukan keluarga, perjalanan kereta, bus jarak jauh dan interaksi dengan orang lain di ruang tertutup dengan patuhi 3M.
Dan terakhir risiko tertinggi, penerbangan dengan transit. Perjalanan kapal, perahu, pesawat. Interaksi orang beragam sumber di ruang tertutup, ventilasi buruk dan tidak patuh 3M.
Seperti yang terjadi sebelumnya, saat libur panjang, kenaikan kasus covid-19 cukup siginikan.
Saat libur panjang lebaran 2020 terjadi peningkatan kasus 69% hingga 93%.
Dan libur panjang HUT RI kasus covid naik hingga 118%.