Wedang Empon-Empon Sebagai Jamu Imunitas

2020-12-12 5

SOLO, KOMPAS.TV - Di rumahnya yang sederhana di kawasan banjarsari solo, Jawa Tengah ini, Kus Haryati memulai usaha rumahan minuman tradisional. Bersama suami dan anak bungsunya, Kus Haryati meracik wedang empon-empon barokah, sebagai merek dagangnya. Isinya beragam tanaman obat dan rempah, seperti jahe, sereh, kayu manis, temulawak, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dipotong, dan dikeringkan dengan cara dijemur.



Saat kering kemudian dikemas, dengan ditambahkan gula batu. Cara penyajian nanti tinggal direbus, untuk kemudian diseduh dan diminum. Sebenarnya racikan ini, sudah lazim di kalangan masyarakat jawa. Biasa diminum, sebagai penghangat badan, sekaligus menambah kebugaran.



Kus Haryati sendiri awalnya meracik wedang empon-empon, sebagai minuman untuk keluarga. Ada kawannya yang mencicipi, dan merasa badannya menjadi bugar. Pada akhirnya Kus Haryati membuat racikan empon-empon, dalam bentuk kering sehingga awet disimpan. Untuk pemasaran, Kus Haryati memanfaatkan media sosial.



Di masa pandemi covid-19, minuman herbal semacam ini banyak dicari. Tentu ini menjadi keuntungan, bagi bisnis Kus Haryati. Dalam seminggu setidaknya dia bisa menjual, hingga dua puluh bungkus. Ini naik tiga kali lipat, dari hari biasa sebelum pandemi. Harga jualnya bervariasi, mulai dari dua belas ribu lima ratus, hingga dua puluh lima ribu rupiah per bungkus. Jeli melihat peluang, bahkan di masa yang sulit seperti pandemi, membuktikan bahwa semua bisa bertahan. Hanya dibutuhkan kemauan, kerja keras, dan sedikit kreativitas. Pandemi bukan berarti mati, walau semua sempat terhenti.