SEMARANG, KOMPAS.TV - Dari hasil penelitian Badan Geologi Kementerian ESDM, dari sejumlah daerah di Pantai Utara Jawa atau Pantura, penurunan tanah atau lebih dikenal amblesan tanah paling parah terjadi di Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, disusul Pekalongan dan Kendal. Sejauh ini badan geologi masih meneliti penyebab amblesnya tanah yang diyakini dari pengaruh keberadaan tanah lempung di daerah-daerah tersebut.
Kepala pusat air tanah dan geologi tata lingkungan badan geologi kementerian ESDM, Andiani menegaskan badan geologi sudah sejak 2010 melakukan penelitian fenomena amblesnya tanah di Jawa Tengah yaitu di daerah Pantura. Dari penelitian tersebut diketahui terjadi penurunan tanah atau amblesnya tanah yang terjadi dibeberapa daerah panturan seperti Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan. Kabupaten Kendal, Kota semarang dan Kabupaten Demak. Dan di Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang merupakan daerah terparah karena penurunan tanah mencapai lebih dari 10 cm per tahunnya. Sementara di daerah pekalongan penurunan tanah sekitar 0,5 cm per bulannya.
Fenomena penurunan tanah ini akan mengkibatkan hilangnya lahan persawahan, tambak, pemukiman, serta tempat kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh karenanya perlu diwaspadai terus menerus terhadap ancaman bencana geologi ini, meski bersifat pelan dan prosesnya membutuhkan waktu lama. Disisi lain, kini badan geologi masih melakukan penelitian penyebab utama turunnya tanah. Sejauh ini badan geologi meyakini penurunan tanah dominan diakibatkan tanah lempung yang tersebar di daerah-daerah pantura, bukan dikarenakan pengambilan air tanah yang bisa juga penyebab turunnya tanah.
#BadanGeologi #ESDM #PenurunanTanah