JAKARTA, KOMPASTV - SMP Negeri 7 Satu Atap Nrayun, kabupaten Ponorogo berdiri sejak delapan tahun lalu. Jaraknya mencapai 60 kilometer atau sekitar satu setengah jam dari pusat kota Ponorogo, menembus kabut dan menyusuri jalan berkelok di tengah pegunungan. Ada 14 guru yang mengajar di sekolah ini, namun semuanya berstatus guru honorer. Satu-satunya tenaga pendidik berstatus PNS hanya Burhanuddin, sang kepala sekolah. Medan yang berat dan jarak yang jauh dari kota membuat guru PNS enggan mengabdi di sekolah ini. Sementara, guru honorer di sekolah ini harus berpuas diri menerima honor Rp 300 ribu per bulan.
Guru honorer menjadi sandaran dalam sistem pendidikan di Tanah Air. Saat kekurangan guru terjadi, guru honorer hadir menjadi solusi. Berdasarkan data Kemendikbud, lebih dari 316 ribu guru akan purna tugas tahun 2024 mendatang. Demi mengantisipasi kekurangan tenaga pendidik, negara menyediakan kapasitas satu juga guru honorer melalui program P3K tahun 2021.
Namun, bagaimana upaya negara memastikan guru honorer yang akan diangkat memenuhi kapasitas mumpuni sebagai pendidik, baik kompetensi maupun komitmen dalam mengabdi?
Simak jawabannya dalam Berkas Kompas episode "Menanti Sejahtera Guru Honorer" bagian ketiga berikut ini.
