Peringatan Pertempuran 9 November, Sejarah Perlawanan Terhadap Belanda di Banjarmasin

2020-11-09 3

BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Tanggal 9 November memiliki sejarah besar di Banjarmasin dalam catatan perjuangan rakyat Kalimantan saat melawan penjajah Belanda.

Agar sejarah ini tak lekang begitu saja, terutama dari perhatian kalangan muda, digelar beragam kegiatan untuk mengenangnya.

Diantaranya, dalam bentuk dialog dan dan diskusi yang melibatkan akademisi, mahasiswa, jurnalis, serta pemerhati sejarah Kalimantan Selatan.

Dalam dialog ini mengenalkan sosok Muhammad Amin Effendi, Panglima Laskar Barisan Pemberontakan Republik Indonesia Kalimantan (BPRIK) pada peristiwa 9 November 1945 di Banjarmasin.

9 November 1945 adalah peristiwa perlawanan terhadap kolonial belanda di Banjarmasin yang terjadi di beberapa titik dan mengakibatkan sejumlah pejuang gugur, yang kini namanya diterakan dalam pada Tugu 9 November baik di lokasi pertempuran di Jalan DI Panjaitan atau di Tugu 9 November di Banua Anyar sebagai lokasi markas pejuang.

Perhatian pemerintah daerah, khususnya di Banua Kalimantan Selatan untuk mengangkat peringatan sejarah perjuangan ini menjadi lebih besar diharapkan semakin meningkat dan dinilai sangat penting.

"Saat itu terjadi, banyak sekali korban. Tapi tidak pernah diperingati oleh daerah. Kami ingin momen-momen seperti ini masuk agenda daerah," ujar Syamsul Daulah, Ketua DPP Sirkal.

Melalui dialog peringatan 9 November ini juga diharapkan sejarah besar perjuangan melawan Belanda di Banjarmasin juga bisa diketahui masyarakat secara luas.

Apalagi di waktu yang sama, Belanda sebenarnya tidak hanya menghadapi serangan pejung di Banjarmasin, namun juga di kawasan daerah lain seperti Rantau dan Marabahan.