JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut, rencana vaksinasi Covid-19 pada akhir tahun 2020 diperkirakan akan mundur.
Luhut menyebut kemungkinan mundurnya jadwal vaksinasi bukan karena tidak adanya pasokan vaksin.
Melaikan karena dibutuhkannya waktu bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk bisa mengeluarkan Emergency Use Authorization.
Luhut menyebut Presiden Jokowi tidak mau mengambil risiko dan memilih untuk mengikuti aturan.
Sementara itu, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Fakultas Kedokteran Unpad, Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, pemerintah tampaknya akan menunggu hasil uji klinis yang saat ini masih dilakukan, sebelum melakukan suntik vaksin kepada masyarakat.
Selain itu, ia juga mengatakan, jika pemerintah tetap ingin melakukan penyuntikan vaksin Sinovac pada November atau Desember ini, maka vaksin Sinovac yang digunakan, adalah yang sudah lulus uji klinis di negara lain.
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin memastikan telah bekerja sama dengan semua pihak untuk bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Menurut Budi Gunadi, Indonesia setidaknya telah menjalin komunikasi dengan 7 dari 10 kandidat vaksin dari sejumlah negara untuk memastikan pasokan dan sesuai standar WHO.
Pemerintah memastikan seluruh vaksin yang akan diberikan ke masyarakat telah memenuhi standar keamanan dan lolos uji klinis tahap 3.
Salah satu kelompok prioritas penerima vaksin, adalah tenaga kesehatan.
Tim medis pun menilai pertimbangan keamanan dan kualitas vaksin seharusnya jadi prioritas.
Sehingga tidak masalah jika rencana jadwal pendistribusian vaksin, menjadi lebih lama dari yang direncanakan pemerintah. Apalagi jika penerima yang diprioritaskan adalah garda terdepan yang dianggap lebih rentan terinfeksi Covid-19.