TABANAN, KOMPAS.TV - Desa Pinge merupakan kawasan desa wisata yang sudah hadir sejak 2004 silam.
Mulai tahun 2016, desa ini menjadi salah satu kawasan wisata yang didukung oleh Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC.
Dukungan tersebut melibatkan peningkatan pelayanan, pelatihan warga, serta pembangunan infrastruktur di kawasan ini.
Untuk mencapai desa di Kabupaten Tabanan ini, wisatawan bisa menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari bandara Internasional Ngurah Rai.
Dalam menyambut wisatawan setelah masa pandemi mereda nanti, Desa Pinge pun juga sudah mempersiapkan diri dengan mengikuti sejumlah protokol kesehatan yang ketat.
Dimulai dari protokol mencuci tangan dan pemeriksaan suhu saat memasuki kawasan atau setiap memulai kegiatan. Hingga proses disinfektikasi terhadap kamar-kamar yang disewakan.
Desa Pinge yang berarti putih dalam bahasa Bali ini menawarkan beragam aktivitas dengan nuansa pedesaan. Seperti latihan menari bersama penduduk desa ini misalnya.
Untuk bisa merasakan suasana asri di desa ini, kita bisa mengikuti aktivitas tracking yang akan membawa wisatawan berkeliling desa.
Selama perjalanan, kita akan disuguhkan hamparan hijau dari sawah dan warna warni bunga pacar air serta gemitir.
Di ladang bunga ini, peserta juga dipersilahkan untuk ikut belajar memetik bunga bersama warga sekitar.
Bunga tersebut nantinya akan dikumpulkan untuk dibuat canang yaitu persembahan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Selain wisata budaya dan alam, pengunjung juga wajib untuk merasakan wisata sejarah di desa ini.
Berbekal dengan canang yang sudah dibuat, mengunjungi pura natar jeneng bisa menjadi destinasi penutup di kawasan ini.
Sambil memberi persembahan, kita juga bisa melihat berbagai koleksi benda purbakala di pura yang dibangun pada abad ke 14 ini.
Beragam bentuk lingga dan yoni terpajang di atas pilar-pilar yang mengitari pura tersebut.