Apakah Jurus Hadapi Banjir Jakarta Pemprov DKI? Ini Selengkapnya

2020-10-18 860

JAKARTA, KOMPAS.TV Pemrpov DKI sudah merencanakan beberapa cara kemungkinan menyelamatkan Jakarta dari banjir.

Pertama program Gerebek Lumpur, program ini mengeruk lumpur di sungai ataupun lumpur di selokan air.

Kedua penambahan pompa-pompa, dan yang ketiga adalah menggerakan masyarakat dalam konteks siap, tanggap dan melakukan gerakan bersama.

Hujan deras yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia beberapa pekan terakhir telah mengakibatkan sejumlah bencana, seperti banjir dan longsor.

Di Ibukota Jakarta, banjir dengan ketinggian bervariasi menggenangi sejumlah titik pada Jumat malam lalu, menyusul hujan deras sejak sore.

Diantaranya, banjir setinggi 70 sentimeter menggenangi ruas Jalan Patra, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, hingga memutus akses jalan.

Sementara, di Jatinegara, Jakarta Timur, hujan deras disertai angin kencang menumbangkan sebuah pohon dan mengakibatkan sedikitnya delapan rumah warga rusak.

Hasil pemantauan badan meteorologi klimatologi dan geofisika menyebutkan, kenaikan curah hujan akan terjadi sebanyak 40 persen dari kondisi normal, sebagai dampak La Nina.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bersiaga mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir serta dampaknya.

Mulai dari pengerukan sungai, hingga pengecekan kelaikan pompa air, hingga berkoordinasi dengan pihak terkait.

Gubernur jakarta anies baswedan dalam apel kesiagaan tanggap bencana banjir beberapa waktu lalu menyatakan tiga kunci penanganan banjir di Jakarta, yaitu siaga, tanggap dan galang.

Puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021.

Segala antisipasi dan persiapan yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi dampak banjir dan bencana lainnya.