MUSI RAWAS, KOMPAS.TV - Pagi kembali tiba, saatnya bagi Rizal Efendi, seorang guru honorer di sebuah Sekolah Dasar di Dusun Sri Pengantin, Desa Pasenan, Kecamatan Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, untuk memulai aktivitasnya.
Bukan main-main, untuk menuju dusun ini diperlukan waktu lebih dari satu jam melawan arus sungai, menggunakan perahu kayu.
Di titik tertentu dusun yang dihuni 73 keluarga ini hingga kini masih belum teraliri listrik.
Bahkan kondisi SD Negeri Sri Pengantin tempat Rizal mengajar, kondisinya sangat memprihatinkan.
Atap bocor hingga jendela tak berkaca tak kunjung diperbaiki.
Belasan tahun sudah para guru di sekolah ini mengajar dan masih bersatus sebagai guru honorer.
Tidak berhenti di situ, mereka juga mendapatkan bayaran 3-5 bulan sekali.
Padahal pengabdian mereka terhadap anak-anak didiknya sudah tidak diragukan lagi.
Bahkan dua diantara guru, termasuk Rizal merupakan penyandang disabilitas.
Namun seolah lupa dengan segala keterbatasan, mereka tetap bersemangat mengajar setiap harinya.
Kepedulian pemerintah akan nasib para guru honorer di daerah pelosok bisa jadi harapan besar bagi mereka agar bisa melanjutkan hidup yang lebih layak.
Selain itu fasilitas sekolah yang memadai serta kemudahan akan akses pendidikan seolah merupakan kemewahan yang masih mereka tunggu.