LUMAJANG, KOMPAS.TV - Bagi anda penikmat kopi cobalah sesekali mencicipi kopi wine asal pegunungan Semeru di Lumajang Jawa Timur. Kopi ini mengandung rasa alami, yakni pahit, asam dan segar. Berbeda dengan jenis kopi biasa, kopi ini diolah dengan cara difermentasi khusus tanpa campuran alkohol sehingga memiliki cita rasa dan aroma anggur yang nikmat.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengaku menyukai rasa kopi wine saat pertama kalinya mencicipinya di rumah warga di Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe. Bahkan Bupati mencoba menyeduh sendiri kopi wine yang dihasilkan dari pegunungan Semeru.
Yang membedakan kopi wine dengan kopi lainnya terletak pada proses pasca-panen. Pengolahannya melalui beberapa proses, mulai dari proses pembekaman hingga proses penjemuran yang cukup panjang, yakni hingga 2 bulan lebih sehingga keluar aroma wine atau anggurnya.
Penyimpanan ceri kopi dalam proses fermentasi ini harus ditempat khusus, yakni harus jauh dari bau-bauan atau aroma lain, yang bisa mempengaruhi rasa kopi. Setelah difermentasi, kopi dijemur kemudian difermentasi lagi dan dijemur lagi.
Namun yang menjadi syarat utama jenis kopi bisa diproses secara wine adalah ketinggian tanaman kopinya, yakni semakin tinggi pohon kopi ditanam semakin banyak getah yang menempel di ceri kopinya.
Sayang petani kopi di lereng gunung Semeru merasa enggan memproduksi kopi wine karena kesulitan memasarkannya.
Salah satunya dirasakan oleh Sugino, yang merasa kesulitan memasarkan kopi wine hasil produksinya. Ia pun berharap pemerintah membantu petani memasarkannya.
Menanggapi keluhan petani, Bupati Lumajang Thoriqul Haq berjanji akan membantu memasarkan produk mereka. Salah satunya dengan mewajibkan setiap instansi di Pemkab Lumajang untuk membeli kopi petani tersebut. Kopi wine bisa disajikan di setiap kantor instansi atau pun di setiap kegiatan pemerintahan, bahkan bisa digunakan souvenir.
Pemerintah juga akan mengembangkan keahlian petani dalam budidaya kopi sehingga produktivitas meningkat.
#KopiWine #GunungSemeru #PetaniKopi #BupatiLumajang