5.000 hewan peliharaan ditemukan tewas dalam kotak pengiriman China - TomoNews

2020-10-06 7

SOURCES: CBS News
https://www.cbsnews.com/news/dead-pets-cats-puppies-guinea-pigs-found-dead-in-boxes-at-china-shipping-depot-henan/

LUOHE, HENAN - Kisah memilukan terjadi di Cina beberapa hari lalu.
Sebanyak kurang lebih 5.000 hewan peliharaan ditemukan tewas di dalam kotak pengiriman pada minggu lalu, di fasilitas logistik di China bagian Tengah. Hanya beberapa ratus hewan yang berhasil selamat.

Diambil dari situs berita online CBS News, pendiri grup penyelamat hewan Utopia, Sister Hua, mengatakan bahwa di stasiun itu penuh dengan kotak ekspres yang berisi ribuan hewan yang sudah mati, dan bau bangkai yang tersebar dimana-mana.

Hewan-hewan yang mati tersebut termasuk kelinci, marmut, kucing, dan juga anjing, tersimpan dalam kandang plastik atau kandang logam.
Kandang tersebut terbungkus dalam kotak karton dan dilubangi untuk bernapas.

Hewan-hewan itu dibiarkan di dalam kotak, tanpa makanan atau air selama sekitar seminggu sebelum ditemukan di stasiun Logistik Dongxing di kota Luohe, Henan. Sungguh sangat menyedihkan.

Dalam operasi penyelamatan, Hua beserta 20 tim relawannya berhasil menyelamatkan 200 ekor kelinci dan 50 ekor anjing dan kucing dari tempat tersebut.
Otoritas setempat juga telah mengatur pengumpulan dan penguburan tubuh dari ribuan hewan yang sudah mati.

Kemudian setelah operasi penyelamatan di Luohe, Hua dan timnya mendengar sejumlah hewan lain yang diangkut menuju desa terdekat, Dameng. Setelah 13 jam operasi penyelamatan lanjutan, sekitar 1.000 hewan berhasil diselamatkan dan kebanyakan kelinci. Tapi itu hanya setengah dari total jumlah hewan yang masih hidup yang ditemukan di lokasi kedua, sedangkan sisanya mati.

Hukum pemerintah China melarang pengiriman hewan hidup dalam kemasan normal. Hua berkata bahwa kemungkinan besar hewan-hewan tersebut dibeli secara online sebagai hewan peliharaan, tetapi dibiarkan terlantar di depot logistik karena pengiriman yang terlambat. Karena kemungkinan perusahaan logistik yang terlibat, menolak untuk menandatangani pengiriman yang melanggar UU Transportasi.

Menurut Hua, kejadian ini merupakan sebuah akibat dari miskomunikasi antara perusahaan pengiriman dan inkonsistensi dari implementasi regulasi pengiriman.
Perusahaan logistik, Yunda, mengaku tidak mengetahui perihal insiden itu, tapi stafnya telah mengkonfirmasi bahwa mereka mengizinkan hewan hidup untuk diangkut di dalam kotak yang berlubang, menurut harian pemerintah Global Times.

Kepada CBS News, Hua berkata bahwa insiden ini tidak bisa diterima, baik dalam hal kesejahteraan hewan, maupun resiko yang dapat menimpa kesehatan masyarakat.