TIMOR TENGAH UTARA, KOMPAS.TV - Meskipun kekurangan air dan pandemi corona menjadi dampak buruk terhadap ekonomi, seorang petani di Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur tetap mencoba peruntungan dengan menanam cabai.
Ini dilakukan untuk menghidupi keluarganya.
Nikolas Bano, pria berusia 56 tahun warga Desa Nian, Kecamatan Miomaffo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT ini tetap bersemangat menanam cabai di lahan seluar satu hektar miliknya, walaupun lokasi kebunnya saat ini sedang dilanda kekeringan.
Petani ini memanfaatkan sedikit debit air yang masih terisa di kali dekat kebunnya untuk menyiram tanaman cabai 2 hari sekali.
Kini kondisi tanaman siap panen, sayangnya harga cabai yang sebelumnya 50 ribu, saat ini merosot hingga 10 ribu rupiah per kilogram.
Hal ini terjadi karena terdampak pandemi covid-19.