Cerita Penyintas Saat Terinfeksi Covid-19, Ini yang Dirasakannya

2020-10-03 2,045

KOMPAS.TV - Kehilangan kemampuan indera penciuman, kini jadi salah satu efek samping yang dilaporkan pasien covid-19.

Pada awal masa pandemi, sulit untuk mengetahui seberapa akurat hal ini, karena efek samping itu juga diderita penderita flu biasa dan orang yang sedang sakit kepala.

Beberapa waktu lalu, ratusan warga di Karangasem, Bali, sempat mengalami hilangnya indera penciuman, bahkan hingga beberapa bulan.

Hal ini dirasakan warga, tanpa disertai gejala lain seperti flu, batuk, pilek ataupun demam. Hal inipun sempat membuat warga resah khawatir, hal ini menjadi gejala spesifik covid-19.

Berdasarkan data yang dilaporkan satuan tugas penanganan covid-19 nasional, gejala kehilangan indera penciuman tidak masuk dalam 13 gejala covid-19 yang dilaporkan dan dirasakan pasien.

Rata-rata gejala pasien positif covid-19 yang dilaporkan, masih didominasi batuk, demam, sesak napas, lemas dan pilek.

Gejala lainnya yang terdeteksi yakni sakit tenggorokan, sakit kepala, mual, keram otot, menggigil, sakit perut dan diare.

Hingga saat ini, belum ada yang bisa memastikan, gejala kehilangan indera penciuman, menjadi gejala otentik pasien covid-19. Karena itu, tes swab PCR masih menjadi sarana paling akurat untuk memastikan seseorang terinfeksi covid-19 atau tidak.

Saat ini tampaknya semakin banyak pasien covid-19, yang melaporkan kehilangan indera penciuman dan perasa. Namun, hal ini belum dikategorikan sebagai gejala otentik oleh dokter, karena bisa dialami juga oleh penderita flu biasa.

Lalu bagaimana membedakan gejala hilang indera penciuman, dari pasien covid-19 dan penderita flu biasa?

Simak dialog selengkapnya bersama Ketua Tim Protokol, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Eka Ginanjar dan Syafri Sitepu, Kepala Biro Kompastv Makassar yang pernah mengalami terinfeksi covid-19.

Free Traffic Exchange