Keia dan suaminya, Ricardo, mengadopsi Princeton saat dia berusia dua tahun. Namun, karena Princeton berkulit putih, Keia kerap mendapat diskriminasi dari masyarakat.
"Saya pernah dituduh menculik anak saya sendiri, disangka sebagai pengasuhnya, bahkan pernah dilarang masuk restoran," kata Keia.
Di Amerika Serikat, keluarga kulit hitam yang mengadopsi anak kulit putih jumlahnya sangat sedikit, hanya 1%, menurut Nicholas Zill, Senior Fellow Institute of Family Studies.
Jumlah yang sangat jarang itu membuat diskriminasi yang dialami Keia tidak mendapat perhatian. Dia pun menggunakan sosial media untuk mengubah persepsi terhadap adopsi transrasial.
"Untuk setiap 10 komentar negatif yang saya terima, saat ada satu komentar positif membuat saya berpikir, 'dunia sudah mulai berubah ke arah yang lebih baik'," ujarnya. (BBC Indonesia)