Yuk, Lestarikan Budaya Lewat Kain Tenun Siak

2020-09-18 1

RIAU, KOMPAS.TV - Di kota Pekanbaru yang menjadi ibu kota provinsi Riau, kain tenun Siak masih mudah ditemukan.

Seperti di rumah Tenun Bandar, Jalan Perdagangan, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, di sini para ibu-ibu masih mempertahankan warisan budaya melayu Riau dengan menggunakan alat tenun bukan mesin.

Proses penenunan kain ini pun harus melalui beberapa tahap diantaranya adalah tahap ngelos benang. Tahap ini adalah memindahkan benang dari gulungan besar ke gulungan kecil.

Kegiatan ini terus dilakukan sesuai dengan warna benang yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun.

Setelah itu, gulungan benang kecil diletakkan pada teropong yang terbuat dari kayu yang kemudian disatukan pada alat tenun yang memiliki ukuran dua kali dua meter.

Di rumah tenun Kampung Bandar ini ada empat alat tenun bukan mesin digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang umumnya tingal di wilayah itu.

Untuk menghasilkan satu helai kain tenun, para penenun ini membutuhkan waktu 10 hari hingga dua minggu lamanya sesuai dengan tingkat kerumitan motif kain tenun.

Berbagai motif kain tenun siak pun sudah dihasilkan yakni motif pucuk rebung, tempuk manggis, bunga cengkeh, siku keluang, siku awan dan beberapa motif lainnya.

Harga yang ditawarkan di rumah tenun kampung bandar ini mulai dari satu juta hingga dua juta rupiah per helai kain tenun.