BOLAANG MONGONDOW, KOMPAS.TV - Inilah yang dilakukan para petani nanas di Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara saat panen puncak buah nanas.
Daun nanas yang sudah tak terpakai oleh petani nanas tidak langsung dipotong atau dibuang, namun dimanfaatkan untuk diambil seratnya sebagai bahan dasar pembuatan benang untuk dijadikan kain.
Proses ekstraksi atau pembuatan serat daun nanas ini dilakukan dengan cara manual.
Pertama daun yang diambil adalah daun nanas sudah tua, kemudian daun nanas dalam keadaan segar dikerok mengunakan mesin untuk menghasilkan serat, selanjutnya dicuci dan dijemur hingga kering.
Pada proses inilah kemudian serat yang sudah berubah menjadi benang dipisahkan dan disambung sambung, selanjutnya ditenun menjadi kain dengan mengunakan alat tenun oleh para ibu-ibu yang dikerjakan secara berkelompok.
Pembina lembaga sosial kesejahteraan morobayat mengatakan, ide membuat daun nanas menjadi benang ini timbul karena perihatin kepada para petani nanas.
Sebab saat musim puncak panen nanas harga nanas anjlok dan rata rata petani tidak memanen nanas, sehingga untuk meningkatkan penghasilan petani tanpa bergantung lagi pada penjualan buah nanas.
Para petani nanas ini diberdayakan yaitu dengan memanfaatkan daunnya untuk diambil seratnya yang dibeli dari petani sekitar 15 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah perkilogramnya.
Meski tergolong baru dimulai, namun usaha ini tentunya dapat membuka pekerjaan baru bagi masyarakat luas terutama petani nanas di tengah masa pandemi covid-19.