TENGGARONG, KOMPAS.TV - Di warung kelontongan berukuran sekitar 3x4 meter inilah keseharian Sumiyati menghabiskan hari-harinya.
Bermodalkan sapu lidi, nenek Sumiati, berusia 71 tahun ini setiap pagi dan sore, bekerja sebagi petugas penyapu jalanan di sekitar Jalan Pangeran Diponegoro, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Usai menyapu jalan, dirinya juga berjualan minuman dan makanan ringan di pinggiran jalan.
Namun siapa sangka, berkat kegigihan dan niat luhurnya Sumiyati bisa membeli satu ekor sapi dan kambing untuk di jadikan hewan qurban di hari raya idul adha.
Tak tanggung tanggung, nenek paruh baya ini butuh waktu selama 15 tahun untuk mengumpulkan uang dan membelikannya hewan kurban. Sejak tahun 2002 Sumiyati berniat untuk berkurban sebagai amal ibadahnya untuk kedua orang tuanya.
Berawal dari memulung, menyapu jalan, hingga saat ini sambil berjualan klontongan, akhirnya Sumiyati mampu membeli seekor sapi seharga 18 juta rupiah dan seekor kambing senilai 4,7 juta. Hewan qurban pun semuanya diserahkan ke masjid An-nur tak jauh dari tempat ia berjualan.
Dengan niat mulia sang nenek, kapolres Kabupaten Kutai Kartanegara AKBP Andrias Susanto akhirnya mengantarkan sang nenek dan mengawalnya untuk membeli sapi dan kambing.
Tidak hanya itu, kapolres juga telah menjanjikan akan mewujudkan doa sang nenek untuk bisa berziarah ke makam guru sekumpul Ijay di Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kapolres pun berharap, peristiwa ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat di tengah pandemi covid-19.
#NenekBerkurban#KisahInspirasi#KegigihanNenek