JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga emas kembali mencetak rekor baru. 28 Juli 2020, Selasa kemarin, harga emas antam 24 karat tembus lebih dari satu juta rupiah per gram.
Ancaman resesi ekonomi global akibat pandemi Covid -19, sampai eskalasi tensi geopolitik, Amerika Serikat - Tiongkok menjadi pendorong kenaikan harga emas sebagai aset investasi aman.
Analis menyebut, harga emas menuju level psikologis 2 ribu dolar Ameriika Serikat per ons troi.
Analis memproyeksi kenaikan harga emas ke depan akan sangat terbatas, karena adanya potensi aksi ambil untung oleh investor.
Sebelumnya, Pandemi virus corona atau Covid-19 masih menjadi masalah utama yang diperhatikan investor.
Nilai tukar Rupiah juga tak kuasa menahan kesakitan, galau ditinggal investor.
Pergerakan nilai tukar Rupiah selama tujuh hari beruntun terkapar di hadapan Greenback.
The Fed juga kalau dihitung selama tiga bulan belakangan telah menyuntikkan lebih dari US$ 3 triliun ke pasar keuangan, dua kali lipat dari jumlah yang dihabiskan selama krisis keuangan global.
Jika Rupiah lesu, sebaliknya harga emas justru makin berkilau.
Selain belum ditemukannya vaksin pandemi corona, proyeksi ekonomi dunia juga merosot signifikan.
Hal tersebut membuat investor cari aman dan menjadikan emas sebagai ladang investasi safe haven atau cari aman sajalah.