JAKARTA, KOMPASTV Polda Metro Jaya melakukan rilis terkait kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo pada 25 Juli 2020.
Dalam rilis tersebut, ahli forensik, dokter Arif Wahyono membeberkan sejumlah fakta terkait hasil analisis forensik yang telah dilakukan.
Ia berujar, saat dirinya melakukan pemeriksaan, Arif mendapati jenazah dalam keadaan membusuk lanjut.
"Perkiraan kematian yang bisa kami tentukan berdasarkan gambaran pembusukan antara 2 3 hari sebelum dilakukan pemeriksaan" ujar spesialis forensik ini.
Dari hasil otopsi yang dilakukan, ia tidak mendapati adanya kekerasan selain empat luka tusuk yang ada di dada.
"Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada atau luka kekerasan tajam di dada sebanyak 4 kali", pungkasnya.
Menurut Arif, empat luka tusukan yang ditemukan di bagian dada memiliki kedalaman yang berbeda-beda.
"Ada yang kedalaman lukanya hanya sampai jaringan otot, kemudian yang kedua lebih dalam lagi, yang ketiga juga lebih dalam lagi, yang terakhir lebih dalam lagi menembus sampai memotong bagian bawah paru-paru" imbuhnya.
Selain itu, dokter forensik ini juga melakukan pemeriksaan urin pada korban.
"Didalam jaringan urinnya kami temukan kandungan amfetamin positif" tambahnya.