JAKARTA, KOMPAS.TV - Segmen Sehat di Tengah Pandemi, pihak Kompas TV akan membacakan pertanyaan yang dikirim sehari sebelumnya melalui instagram @sapaindonesia_ kompastv dan hari ini anda dapat juga bertanya langsung melalui sambungan telepon interaktif, di nomor 021-5366-0500.
Dokter Spesialis Paru, dr. Jaka Pradipta akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam episode kali ini.
Terkait pertanyaan salah satu warganet menganai apakah vape lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok?
dr. Jaka menyebutkan vape juga membahayakan organ pernapasan karena mengandung sejumlah zat kimia seperti propilen gilikon, nikotin dan perisa yang biasa digunakan untuk pemanis dan membuat harum.
Seperti yang kita ketahui, nikotin pembuat candu tidak baik bagi kesehatan paru-paru, karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
Sedangkan uap dari zat propilen gilikon tersebut dapat membuat mata iritasi dan berbahaya jika dikonsumsi oleh pengidap asma karena dapat membuat penyakit asma semakin sering kambuh.
Nah, ddibalik rasa-rasa enak dan unik yang dihasilkan rokok elektrik, seperti buah-buahan, kayu manis, hingga popcorn, terkandung satu zat yang membahayakan, yaitu diasetil. Jika zat diasetil dihirup, maka bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
dr. Jaka memberikan anjuran kalau memang mau hidup sehat, benar-benar harus berhenti merokok.
Simak pertanyaan dan jawaban lainnya bersama dr. Jaka dalam tayangan berikut ini.